Kaltim.nalarnews.id, Samarinda – Balikpapan mencatat jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim) hingga pertengahan tahun ini, dengan total 765 kasus.
Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin. Ia mengungkapkan, bahwa tingginya kasus menjadi salah satu alasan Balikpapan terpilih sebagai pilot project program vaksinasi DBD, bersama Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar).
“Untuk tiga wilayah ini kasusnya masih tinggi, padahal daerah lain sudah mulai menurun,” tuturnya saat diwawancarai awak media di Kantor Dinkes Kaltim, Jalan Abdoel Wahab Syahranie, Samarinda Ulu.
Sebagai informasi, vaksin DBD ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan. Fungsinya untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar mampu mengenali dan melawan virus jika sewaktu-waktu terpapar.
Jaya menegaskan, vaksinasi DBD yang dilakukan di Balikpapan dan dua daerah lainnya bersifat pilihan, bukan wajib. Jika terjadi lonjakan kasus yang signifikan, pihaknya baru akan melaksanakan outbreak response immunization (ORI) sebagai langkah penanggulangan cepat.
Secara umum, jumlah kasus DBD di Kaltim memang mengalami penurunan. Hingga semester kedua ini, angka kematian akibat DBD tercatat di bawah lima kasus. Padahal sebelumnya, angka kematian bisa mencapai lebih dari lima belas kasus.
“Sayangnya, sebagian besar korban meninggal akibat DBD adalah anak-anak,” tambah Jaya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim, setelah Balikpapan dengan 765 kasus, urutan kedua ditempati Kukar dengan 606 kasus, lalu Kutai Timur sebanyak 400 kasus. Samarinda mencatat 348 kasus, disusul Bontang 211 kasus, Paser 197 kasus, dan Penajam Paser Utara 150 kasus. Sementara itu, Kutai Barat melaporkan 89 kasus, Berau 62 kasus, dan Mahakam Ulu delapan kasus. (Adv/diskominfokaltim/yrk)