Kaltim.nalarnews.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus mengakselerasi program internet gratis untuk desa, sebagai bagian dari strategi digitalisasi wilayah. Namun, untuk mewujudkan target tersebut, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama yang harus diperkuat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal menyebut, masih ada sejumlah hambatan teknis di lapangan yang tak bisa diatasi oleh satu instansi saja. Salah satunya adalah belum tersedianya listrik di sekitar 100 desa.
“Kalau listrik belum tersedia, otomatis penyediaan jaringan internet juga terhambat. Di sinilah pentingnya sinergi antara diskominfo, dinas ESDM, dan PLN untuk menyelesaikan hambatan tersebut,” ujarnya saat ditemui di Kantor Diskominfo Kaltim, Samarinda.
Sebagai solusi jangka pendek, pemanfaatan panel surya menjadi salah satu opsi yang sedang dikaji. Namun, hal ini memerlukan alokasi anggaran tambahan dan dukungan dari lintas sektor, termasuk DPRD dan bappeda.
“Untuk desa-desa tanpa listrik kami usulkan dalam anggaran perubahan, tapi realisasinya tetap butuh koordinasi yang matang antar instansi,” sambungnya.
Program internet gratis ini menargetkan 841 desa sepanjang 2025, dengan pelibatan empat vendor yakni Telkom, Telkomsel, Icon, dan Icon Plus. Setiap progres pekerjaan dilaporkan secara harian, dan dipantau ketat oleh diskominfo melalui laporan rutin setiap Senin.
Menurut Faisal, jika kolaborasi lintas sektor bisa dioptimalkan, maka visi pemerataan informasi dan literasi digital di Kaltim dapat tercapai lebih cepat.
“Program ini bukan hanya soal jaringan, tapi bagian dari transformasi sosial dan ekonomi desa,” tutupnya. (Adv/diskominfokaltim/yrk)












