Kaltim.nalarnews.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) memperkuat program deteksi dini hepatitis, khususnya pada ibu hamil. Sebagai langkah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit tersebut sejak dalam kandungan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan bahwa salah satu fokus utama pemerintah saat ini adalah mencegah hepatitis yang dapat ditularkan dari ibu ke bayi. Untuk itu, skrining dilakukan sedini mungkin pada masa awal kehamilan, guna mengetahui apakah calon ibu mengidap hepatitis B atau tidak.
“Jika terdeteksi positif, maka ada langkah penanganan khusus untuk meminimalisir penularan ke bayi,” jelasnya saat ditemui usai rapat bersama DPRD Kaltim, Senin (28/7/2025).
Berdasarkan data per September 2024, dari sekitar 55 ribu ibu hamil yang menjalani pemeriksaan hepatitis B di Kaltim, ditemukan sebanyak 1.197 orang positif atau sekitar dua persen dari total yang disaring. Angka ini menjadi perhatian pemerintah untuk memperkuat pencegahan melalui deteksi dan intervensi sejak dini.
Selain skrining pada ibu hamil, pemerintah juga melakukan pemeriksaan hepatitis pada bayi baru lahir, anak usia sekolah, serta tenaga kesehatan yang masuk dalam kelompok risiko tinggi. Program vaksinasi hepatitis B yang diberikan sejak bayi pun menjadi bagian dari upaya pencegahan jangka panjang.
Jenis-Jenis Hepatitis
Tiga jenis hepatitis yang umum terjadi di masyarakat, yakni hepatitis A, B, dan C, masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Hepatitis A biasanya bersifat akut dan sembuh tanpa komplikasi, sementara hepatitis B dan C bersifat kronis dan dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kanker hati.
Jaya menambahkan bahwa cakupan skrining hepatitis di Kaltim sudah cukup tinggi, yakni 97 persen pada 2023 dan 96,7 persen pada 2024. Pemerintah juga memperluas skrining hepatitis C, terutama pada pengidap HIV yang rentan mengalami infeksi ganda karena kesamaan jalur penularan.
“Upaya ini akan terus diperluas agar kita bisa menurunkan angka penularan dan kematian akibat hepatitis, terutama pada kelompok rentan,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yrk)