Disdikbud Kaltim Distribusikan Laptop Guru hingga Tetapkan Sekolah Penggerak

Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan. (Aji/nalar)
Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan. (Aji/nalar)

Nalarnews.id, Samarinda – Belajar banyak dari pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 lalu, tentu memberi pengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Sebut saja seperti metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sempat diterapkan.

Menyesuaikan perkembangan zaman, pembelajaran berbasis digital juga terus digaungkan di tiap jenjang. Salah satunya SMA/SMK sederajat. Tahun ini, misalnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan kurikulum teranyar, yakni Kurikulum Merdeka.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim pun berupaya untuk terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital. Terkhusus ketika Kurikulum Merdeka mulai diterapkan secara masif di tiap sekolah. Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan menjelaskan bahwa pihaknya menyediakan laptop untuk para guru di bawah naungan Pemprov Kaltim. Sejauh ini, 3.000 unit laptop siap didistribusikan.

“Karena tantangan guru yang mengajar saat ini begitu besar tidak seperti dulu, sehingga pembelajarannya juga harus ditunjang dengan memanfaatkan digital,” jelas Kurniawan.

Ditambahkan Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim, Mispoyo, pihaknya juga sudah berusaha untuk terus menunjang guru dalam hal kompetensi. Misalnya saja, ada beberapa sekolah penggerak yang harapannya bisa menjadi percontohan untuk sekolah lain saat menerapkan Kurikulum Merdeka.

“Sedangkan di luar dari sekolah penggerak itu saat ini juga sudah membentuk komunitas yang dibina oleh Balai Guru Penggerak,” beber Mispoyo.

Selain itu, ujar Mispoyo, selama 2 minggu sekali para guru bakal rutin mengikuti webinar lewat Klinik Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang memang dilaksanakan oleh Balai Guru Penggerak. Nantinya, pqra guru dari sekolah penggerak bisa memberikan materi dan panduan yang bisa diikuti dari jarak jauh.

“Memang tantangannya ada sekolah yang kesusahan jaringan internet, itu juga dibahas dalam Klinik IKM. Namun mereka juga diberi arahan untuk bisa menggunakan platform kurikulum merdeka, yang bisa dipelajari secara mandiri,” tandasnya. (Adv/Aji/Disdikbud Kaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *