Kaltim.nalarnews.id, Samarinda – Di tengah pesatnya geliat industri tambang di Kalimantan Timur, Wakil Gubernur Seno Aji mengingatkan akan pentingnya pengoptimalan CSR untuk pendapatan daerah.
Bagi Seno, pembangunan daerah tidak bisa hanya bertumpu pada pendapatan daerah semata. Harus ada kesadaran kolektif, terutama dari para pelaku usaha tambang, bahwa keberadaan mereka mesti membawa dampak nyata bagi masyarakat. Salah satu jalannya adalah melalui optimalisasi dana corporate social responsibility (CSR).
“Bayangkan, dari sekian besar produksi batu bara, kontribusi CSR masih sekitar seribu rupiah per ton. Padahal ini bisa jadi instrumen penting untuk kemajuan pendidikan kita,” ungkapnya.
Saat ini, dari perhitungan kasar, CSR yang terkumpul hanya sekitar Rp500 miliar per tahun. Jumlah yang tak sebanding dengan kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan, dan tentu masih jauh dari cukup untuk mendongkrak kualitas pendidikan di daerah.
Tak tinggal diam, Pemprov Kaltim telah mengambil langkah. Surat resmi telah dikirim, dan gubernur juga turun langsung berdialog dengan perusahaan tambang. Pesannya jelas, yakni tingkatkan kontribusi CSR menjadi Rp2.000 per ton.
“Kalau target itu tercapai, kita bisa menggandakan potensi CSR jadi Rp1 triliun per tahun. Bayangkan dampaknya untuk pendidikan,” ujarnya.
Uang sebesar itu bukan sekadar angka. Di baliknya, ada mimpi tentang sekolah-sekolah yang lebih layak, ruang belajar yang manusiawi, hingga apresiasi lebih untuk guru dan dosen yang berdedikasi.
“Ini bukan sekadar proyek. Ini investasi masa depan. Kami ingin anak-anak Kaltim tumbuh dengan akses pendidikan yang memadai,” katanya.
Ia pun berkomitmen, bahwa setiap rupiah dari dana CSR akan digunakan dengan akuntabilitas tinggi.
“Harus transparan, harus tepat sasaran. Masyarakat harus merasakan manfaatnya langsung,” tutupnya. (Adv/diskominfoKaltim/mz)












