Nalarnews.id, Bontang – Transparansi anggaran program CSR dan lemahnya layanan kesehatan PT Pupuk Kaltim bagi masyarakat bufferzone menjadi alasan utama rencana demonstrasi oleh massa yang menamakan diri “Masyarakat Bufferzone Menggugat”.
Hal itu dipaparkan oleh petinggi aksi Masyarakat Bufferzone Menggugat saat menggelar konferensi pers Selasa, (28/06/2022) malam di sekretariat IPLB Kelurahan Loktuan, Kota Bontang.
Diungkapkan pula, aksi yang akan dilakukan pada Kamis, 30 Juni 2022 akan menurunkan 200 massa. Dipastikan massa akan berasal dari warga yang berada di Buferzone yakni, Loktuan, Guntung dan Sidrap.
Muhammad Pijay, sekretaris aksi menjelaskan jika aksinya merupakan buntut ketidakpuasannya atas pertemuan yang digelar bersama Manajemen Pupuk Kaltim pada 22 Juni 2022 lalu. Kemudian tidak transparannya anggaran CSR khusus untuk Kota Bontang sebanyak Rp60 Miliar hanya terealisasi Rp18 Miliar.
Sementara jika mengulik Perda Kaltim Nomor 3 Tahun 2013 mengenai Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan yang beroperasi di Kaltim wajib menyumbangkan 3 persen dari keuntungannya untuk CSR.
Melihat hal ini Pijay menyayangkan ada kesan Pupuk Kaltim telah memberikan data secara global alias tidak spesifik.
Ia mencontohkan bantuan Pupuk Kaltim dari segmentasi Umkm yang diberikan kepada pelaku usaha sebanyak 28.890 Orang. Sementara data UMKM Kota Bontang hanya 13 ribu orang. Hal ini tidak terjelaskan.
”Pertama kami tidak terima karena yang datang perwakilan Corcom, mestinya yang hadir sekelas direksi atau Sekper. Kedua yang paling penting dana CSR di Pupuk Kaltim itu penggunaannya tidak transparan, kemana dana CSR khusus kota Bontang sebanyak 60,4 Miliar itu, yang diinfokan ke kami hanya sekitar Rp18 Miliar,” ungkapnya.
Masih seputar rencana aksi damai, Koordinator aksi, Yopi Chandra menambahkan bahwa tidak hanya transparan pihaknya akan tegas meminta Pupuk Kaltim dalam membagikan dana CSR sebanyak 3 persen dari profit itu.
“Kami juga akan mendorong pembuatan Perda agar dana CSR ini mendapatkan porsi 50 persen untuk kota Bontang dan tepat sasaran,” ungkapnya.
Pupuk Kaltim Sebut Aktif Bantu Masyarakat
Sebelumnya melalui surat jawaban pertanyaan wartawan, SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Katim Teguh Ismartono, mengatakan TJSL (CSR) perusahaan digunakan untuk kesejahteraan dan ekonomi mandiri masyarakat.
Bahkan, Pupuk Kaltim mengklaim dari sisi sosial, perusahaan BUMN itu berperan aktif dalam membantu masyarakat yang babak belur dihantam pandemi Covid-19.
Di bidang lingkungan hidup, perusahaan juga telah mengolah dan mereduksi limbah. Pun pengelolaan terhadap emisi gas buang produksi perusahaan. “Di bidang ekonomi, perusahaan berupaya membantu terbentuknya ekonomi mandiri masyarakat,” tulis teguh.
Adapun pembinaan sosial dan ekonomi masyarakat yang di maksud, Sekper PKT merincikan beberapa giat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat buffer zone.
Pertama, budidaya tanaman keluarga oleh Kelompok Mandiri Herbal. Yang saat ini sudah menelurkan sepuluh sektor usaha. Kedua, branding eco wisata di Guntung. Guntung Eco Culture Sport Tourism, sengaja dibuat untuk membuat daerah bufferzone yang bersejarah itu laik untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Yang ketiga, pada bidang pendidikan. PKT telah membuat LPK Suvi yang diklaim memiliki standar kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pertahunnya LPK ini mendidik tenaga vokasi sebanyak 300-400 orang.
Pada bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program Server Mang Budi atau Diversifikasi Mangrove dari Budidaya Kepiting, di Teluk Bangko Lok Tuan, sudah membudidayakan 17.600 bibit, dengan pengelolaan lokasi tersebut dari warga sekitar.
Yang kelima, laut Bontang masuk juga dalam jamahan program perusahaan. Melalui program terumbu karang buatan yang dieksekusi oleh KIMA SEA Group, puluhan nelayan yang tergabung di dalamnya telah meraup untung sampai Rp 200 juta pada tahun ini.
“Program ini terbukti memberikan hasil yang baik. Dari sisi ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat,” sambungnya dalam tulisan di halaman yang sama.
Pupuk Kaltim Jawab Soal Transparansi CSR
Menjawab soal transparansi CSR, Teguh mengandalkan laporan tahunan yang diunggah dalam laman resmi Pupuk Kaltim. Pun dengan laporan berkelanjutan (Sustainabillity Report). “Bisa diakses di website pupuk kaltim,” tulis dia.
Pada 2021 lalu, dalam laporannya, Teguh mengklaim PKT telah menyalurkan CSR sebesar Rp 60,84 miliar. Yang disalurkan untuk tiga sektor utama. Yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Dari jumlah itu, khusus di bidang ekonomi. Perusahaan telah menyalurkan Rp 12,69 miliar untuk pinjaman kepada UMKM di Bontang. Anggaran itu membiayai usaha masyarakat sebanyak 28.890 orang.
“Ke depan, kami akan fokus ke program kemandirian masyarakat. Berupa pembangunan fasilitas dan pelatihan agar mitra PKT dapat semakin kompetitif,” tutup SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim dalam surat jawaban. (R1)