Nalarnews.id, Samarinda – Direncanakan lelang karbon baru pertama kali telah diinformasikan World Bank di Mozambik, Negara Afrika, pada Juni nanti.
“Kita juga bisa lihat benchmark di sana nanti,” kata Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor awal pekan ini saat memimpin rapat di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim.
Menurut dia, Kaltim sangat berkepentingan dengan agenda World Bank terkait perdagangan karbon.
Terlebih pascaperhitungan awal emisi karbon Kaltim sebesar 30 juta ton dan tersisa 8 juta ton gas buang yang bisa dilelang secara terbuka.
Telah diinformasikan tim World Bank saat workshop di Jakarta dihadiri Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni dan Tim FCPF Kaltim bahwa Kaltim diberi kesempatan untuk bisa melakukan lelang.
Namun, tetap dalam pendampingan Tim FCPF dari Bank Dunia akan dilakukan verifikasi dan perhitungan ulang akan potensi emisi karbon Kaltim.
“Skenarionya selain melalui World Bank, kita bisa melakukan lelang secara mandiri,” ungkapnya lagi.
Hal senada diungkapkan Sekda Sri Wahyuni bahwa workshop Tim World Bank dan FCPF-FC itu paling tidak memberikan pemahaman tentang peluang perdagangan karbon berikutnya.
“Pertama, tetap skemanya perdagangan karbon melalui World Bank, tapi kesepakatan harganya ditetapkan oleh pihak World Bank,” ujarnya.
Namun lanjutnya, kalau ternyata tidak ada kesepakatan dengan World Bank, maka Kaltim bisa melakukan lelang terbuka untuk sisa karbon.
“Untuk lelang ini kan hal yang baru bagi kita, ada platform lelangnya, ada pembelinya, ada mekanismenya lah. Ini juga harus kita telaah,” tegasnya.
Meski demikian, mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim ini meyakini Kaltim mampu menjual sisa karbon sekitar 8 juta ton dengan harga lebih baik.
“Kemarin kita hanya dihitung USD 5 per ton. Semoga info di Mozambik nanti bisa lebih baik,” harapnya. (adv/diskominfokaltim)