Kaltim.nalarnews.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan, sebagai salah satu upaya menurunkan ketimpangan antar wilayah, khususnya di kawasan yang berbatasan langsung dengan daerah pelosok dan pedalaman.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menekankan pentingnya infrastruktur jalan sebagai penopang akses ekonomi dan pelayanan dasar bagi masyarakat, terutama di wilayah yang selama ini masih tertinggal secara pembangunan.
“Kalau jalannya masih rusak parah, bagaimana bisa ekonomi bergerak cepat? Kami ingin pembangunan ini dirasakan merata, termasuk di kawasan yang jauh dari pusat kota,” ungkap Rudy saat menghadiri pertemuan bersama awak media di Lamin Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim.
Satu Data Kalimantan Timur 2024 menunjukkan bahwa dari total panjang jalan nasional dan provinsi 2.745,61 km, terdapat 202,94 km dalam kondisi rusak ringan dan 150,47 km rusak berat. Ini berarti 12,87 persen jalan di Kaltim masih dalam kondisi tidak mantap.
Jalan nasional sepanjang 1.806,76 km mencatat 147,39 km rusak ringan dan 39,01 km rusak berat atau 10,32 persen tidak mantap. Sementara jalan yang menjadi kewenangan penuh Pemprov Kaltim sepanjang 938,85 km, tercatat 55,55 km rusak ringan dan 111,46 km rusak berat, dengan tingkat ketidakmantapan mencapai 17,79 persen.
Rudy menegaskan, bahwa dirinya akan memprioritaskan penyelesaian jalur-jalur utama dan penghubung antarwilayah agar tidak menjadi penghambat pelayanan publik, distribusi logistik, maupun akses pendidikan dan kesehatan.
“Infrastruktur jalan itu bukan hanya soal mobil lewat. Itu soal nyawa, ekonomi, pendidikan, bahkan soal harga bahan pokok di desa,” jelasnya. (Adv/diskominfokaltim/yrk)
