Nalarnews.id, Kutai Timur– Masyarakat di Kabupaten Kutai Timur kini tengah berhadapan dengan berbagai problema dalam bidang pertanian. Permasalahan itu pun berdampak kepada distribusi maupun hasil panen warga tidak tergarap maksimal.
Salah satu persoalan yang menjadi kendala adalah sulitnya mendapatkan pasokan pupuk sebab ada perubahan persyaratan. Sebenarnya persoalan ini tidak akan berbuntut panjang apabila warga telah mengetahui sedari awal adanya perubahan tersebut.
Namun, faktanya masyarakat lambat menerima informasi adanya perubahan persyaratan dalam mendapatkan pupuk. Akibatnya, lahan pertanian tidak berhasil digarap sebab ketiadaan pupuk. Tidak hanya itu, masyarakat juga mengeluhkan akses Jalan Tani yang hingga kini tak kunjung ditindaklanjuti. Masyarakat menginginkan pembangunan jembatan menjadi prioritas agar mempermudah akses petani dalam mengangkut atau membawa hasil panennya.
Begitu pula persoalan drainase, masyarakat mengeluhkan tidak maksimalnya aliran air yang kerap menyebabkan lahan pertanian warga kebanjiran. Menyebabkan warga kerap gagal panen karena lahan pertanian terendam semua. Di sisi lain, masyarakat juga memerlukan pembangunan bendungan untuk pengairan daerah persawahan. Karena ketiadaan bendungan, selama ini warga merasa kesulitan untuk melakukan pengairan.
Tidak hanya menghadapi masalah dalam bidang pertanian, aspirasi pun disampaikan warga dalam bidang peternakan. Sebab ketiadaan obat, banyak sapi warga yang akhirnya sakit dan secara tidak langsung juga berdampak kepada perekonomian warga.
Agus Aras Soroti Minimnya Sosialisasi Pemerintah
Warga menyampaikan seluruh aspirasi tersebut kepada Anggota Komisi III DPRD Kaltim Agus Aras saat kegiatan reses, belum lama ini. Menurut Agus Aras, peraturan dalam mendapatkan pupuk sewaktu-waktu memang dapat berubah.
Namun, yang menjadi permasalahan adalah kurangnya sosialisasi terhadap perubahan aturan yang menyebabkan ketidaktahuan masyarakat. Kemudian, berdampak kepada lahan pertanian yang tak dapat digarap.
Untuk itu, masyarakat memerlukan akses untuk mendapatkan informasi tersebut. Agar mempermudah koordinasi antara pemerintah dan masyarakat. “Sebab, ketersediaan pupuk merupakan persoalan bersama,” kata dia.
Berkaitan persoalan sapi yang banyak mati karena tidak mendapatkan obat, Agus Aras menyampaikan, sebenarnya dokter hewan ada, namun terkendala karena ketiadaan obat. Untuk itu, ia menyarankan, agar saat ini hewan ternak dapat segera disediakan obat yang kerap digunakan oleh masyarakat.
Sedangkan berkaitan permasalahan terkendalanya distribusi karena ketiadaan pengepul maupun keperluan akan mesin penggilingan padi, wakil rakyat daerah pemilihan (dapil) Bontang, Kutai Timur dan Berau ini berkata, akan segera menindaklanjuti permasalahan itu agar segera mendapatkan titik terang. Terlebih ini berkaitan kemaslahatan masyarakat Kutim.
“Banyak saran yang disampaikan oleh masyarakat berkaitan keperluan akan peralatan pertanian. Sebagai wakil rakyat tentu kami akan menindaklanjuti aspirasi ini,” pungkasnya. (r1)