Nalarnews.id, Kutai Kartanegara – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah melakukan peluncuran kartu kendali 2.0 atau Fuel Card bagi konsumen BBM bersubsidi, Senin (18/7/22). Peluncuran kartu kendali ini sebagai upaya pengendalian kelangkaan dan penyalahgunaan BBM jenis biosolar di Kukar.
Pasalnya, dalam beberapa pekan terakhir kelangkaan dan penyalahgunaan BBM jenis biosolar di Kukar semakin tak terkendali. Yang menyebabkan pemerintah harus turun tangan demi kenyamanan masyarakat.
Kegiatan ini terselenggara dengan kerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga dan BRI di SPBU Timbau 64.755.02. Di mana, Kukar merupakan daerah ke 4 di Kaltim yang menerapkan program Fuel Card 2.0. Program ini nantinya akan diterapkan daerah lain di Kaltim seperti Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan Berau.
Fuel Card adalah alat pengawasan BBM bersubsidi jenis biosolar. SPBU yang menerapkan sistem ini wajib memberlakukan pembatasan dalam pembelian sesuai ketentuan, yakni 60 liter, 80 liter, dan 200 liter per hari.
Fuel Card menerapkan sistem terintegrasi seperti data transaksi pengguna BBM yang terekam dan terkoneksi dengan sistem di Pertamina dan SPBU lainnya. Ketika pembelian sudah mencapai batas maksimal per hari, maka kendaraan tersebut tidak bisa lagi mengisi solar bersubsidi.
Dalam sambutannya, Bupati Kukar Edi Damansyah meminta pihak SPBU mengambil tindakan tegas. Dengan tidak melayani pembelian solar subsidi kepada kendaraan yang tidak menggunakan fuel card. Dia juga memastikan Forkopimda akan mengawal kebijakan tersebut hingga berjalan dengan baik.
“Agar solar subsidi ini bisa tersalurkan ke masyarakat yang memang berhak menerima. Secara resmi kartu kendali solar di seluruh Kukar dimulai pelaksanaannya hari ini,” ujarnya.
Selain itu, Edi juga meminta SPBU dan Pertamina mengawal program ini. “Meski sistem terintegrasi dan terkunci, tetap potensial dilanggar jika pihak SPBU dan Pertamina tidak berkomitmen,” ujarnya.
Sales Area Manager Retail Kaltimtara Ayub Ritto menyampaikan, Fuel Card 2.0 adalah salah satu solusi penyaluran solar subsidi yang lebih baik.
“Pertamina ingin memperluas cakupan distribusi BBM yang sesuai peruntukan dan tepat sasaran. Untuk mendaftar caranya cukup mudah,” jelasnya.
Ia menyampaikan, masyarakat bisa mendaftar melalui website resmi yang disediakan Dinas Perhubungan. “Unggah persyaratan yang diminta, bila lolos verifikasi, akan diberikan Fuel Card dari Bank BRI untuk bertransaksi,” jelas Ayub.
Harapannya, dengan penerapan Fuel Card 2.0 di Kukar dapat mengurangi antrean truk yang kerap terjadi di SPBU. “Setelah launching ini semoga tidak ada lagi kesulitan mencari solar karena sudah tepat sasaran. Angkutan logistik dan penumpang akan lebih bayak diprioritaskan,” pungkasnya
Harga BBM bersubsidi (biosolar) dan non-subsidi (dexlite) cukup tinggi. Harga biosolar saat ini Rp 5.150 per liter sedangkan dexlite mencapai Rp 15.350 per liter. (*/adv/diskominfokaltim)