DPMPTSP Kaltim terus berupaya mendorong pengembangan sektor perkebunan dan pertanian. Agar Kaltim bisa mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan batu bara mau migas. Kaltim dinilai punya potensi untuk melakukan pengembangan sektor perkebunan dan pertanian.
Nalarnews.id, Samarinda – Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Provinsi Kaltim memang menjadi keunggulan investasi. Hal inipun menjadikan sektor SDA, khususnya batu bara, gas, dan minyak bumi menjadi primadona investasi di Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim.
Namun, seiring berlajannya waktu, arah kebijakan pemerintah pun turut berubah. Hal ini tentu saja berdasarkan beberapa pertimbangan dan kondisi alam di suatu daerah.
Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal DPMPTSP Kaltim Riawati. Ia mengatakan, saat ini pemerintah mulai bergeser dari sektor SDA yang tidak dapat diperbaharui menjadi sektor SDA yang dapat diperbaharui.
“Kalau dulu kita memang sangat bergantung dengan migas dan batu bara. Mulai sekarang, kita mulai bergeser kepada energi terbarukan dan sektor SDA terbarukan. Seperti pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai arahan kebijakan pusat dan daerah,” ungkapnya, Rabu (30/11/2022).
Pengembangan Sektor Perkebunan dan Pertanian Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang Kaltim
Ia mengatakan, sesuai arahan pemerintah pusat, memang ada beberapa komoditi unggulan yang harapannya dapat dikembangan di Kaltim dan memiliki potensi investasi ke depan. Seperti, pisang, kokoa, kelapa sawit, lada, dan karet.
Dalam proses pemberdayaannya, DPMPTSP Kaltim pun menggandeng sejumlah instansi teknis yang berhubungan langsung dengan komoditi tersebut. Termasuk dengan Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, dalam Regional Investor Relations Unit (RIRU) Kaltim. Guna mendorong peningkatan kapasitas kabupaten/kota dalam meningkatkan potensi yang ada selama ini.
“Karena apa? Potensi itu selama ini belum bisa kita jual. Investor pasti memerlukan hitung-hitungan yang matang untuk melihat potensi di suatu daerah. Seperti, ketersediaan bahan baku seperti apa, luasan lahan, dan lain-lain,” paparnya.
Oleh karena itu, DPMPTSP Kaltim saat ini dalam upaya mempersiapkan potensi di daerah dengan matang. Dalam upaya menggaet investor agar melakukan penanaman modal di Kaltim.
“Karena selama ini, kita jualan, menyampaikan potensi, namun barangnya belum siap. Oleh karena itu, melalui sejumlah bimtek beberapa kabupaten/kota sudah mampu melakukan studi kelayakan. Seperti di Kabupaten Kutai Barat, mereka membuat pengembangan industri pengolahan karet,” ujarnya. (*/adv/dpmptspkaltim/dev/red2)