Nalarnews.id, Samarinda – Dinas Pangan Tanaman Pangan Hortikultura (DPTPH) Kaltim memandang perlunya keberadaan petugas pendamping atau penyuluhan partisipatif dalam sektor pertanian. Hal ini dilakukan sebagai salah satu sisi paradigma baru dunia pertanian, dalam mendukung percepatan kemandirian pangan di Kaltim.
“Bukan penyuluh yang searah,” kata Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana pada Pelatihan Metodologi Penyuluhan Bagi Penyuluh Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2022 di UPTD BPPSDMP Sempaja Samarinda, Ahad 12 Juni 2022.
Menurut dia, penyuluh harus bisa hidup di antara petani. Tidak hanya memberikan teori budidaya serta teori hama dan penyakit tanaman. “Namun harus bisa membukakan dan menguatkan petani untuk berkarya,” ungkap Yana.
Karenanya, ujar Yana, saat ini dibutuhkan tenaga penyuluh yang berkemampuan mengembangkan komunikasi partisipatif dengan petani dan mampu membangun jaringan berbasis komunikasi. Hal ini penting, agar metode yang disampaikan dapat terlaksana dengan tepat sasaran dalam mewujudkan percepatan kemandirian pangan di Benua Etam.
Sebab, petani tidak membutuhkan sekadar penyuluh, namun seorang pendamping yang ikhlas memberikan pengetahuannya dan mau terlibat serta hidup bersama di tengah masyarakat petani. Untuk itu, penyuluh pertanian harus terus memperkuat diri dengan menambah pengetahuan dan kemampuan.
“Karena ilmu yang mereka miliki harus update dan langsung diterapkan ke petani,” ucapnya.
Dengan harapan, ke depan penyuluh juga mengambil peran sebagai penjaga kestabilan produksi dan produktivitas pertanian. Serta, pendamping petani di lapangan dapat lebih ditingkatkan.
Sebab, pihaknya telah mendapati, upaya peningkatan kompetensi penyuluh pertanian yang intensif dilaksanakan pemerintah memberikan dampak yang lebih luas. Demi mendorong peningkatan ketahanan pangan di Kaltim.
“Selain peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, juga peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat Kalimantan Timur secara luas,” pungkas Yana. (*/yans/sul/adv/diskominfokaltim)