Nalarnews.id, Samarinda – Lomba jurnalistik di ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Kota Samarinda berlangsung sengit, ketiga kontestan sama-sama menyumbangkan tulisan feature untuk memukau para dewan juri.
Ketiga peserta tersebut masing-masing berasal sekolah swasta di Samarinda, yakni SMAK Santo Fransiskus Samarinda, SMAK WR Soepratman dan SMA Islam Terpadu Granada.
Perlombaan tersebut dilaksanakan pada Senin (5/6/2023) di SMA Negeri 5 Samarinda, dengan mendatangkan tiga juri senior antara lain, Purwanti, Abdurrahman Amin dan Dzulfikar Ashshalihie.
Juri FLS2N Lomba Jurnalistik, Abdurrahman Amin memberikan pujian terhadap hasil karya anak-anak Samarinda, terkait penulisan feature yang dilombakan. Menurutnya, ada tiga poin penilaian yang menjadi tolak ukur dalam penulisan.
“Ada tiga kategori penilaian, yang ditekankan meliputi konten, kaidah, dan bahasa,” ungkap Rahman.
Pimpinan Redaksi Samarinda Pos itu mengatakan, bahwa bobot soal konten bisa mencapai 50 persen. Tulisan peserta dilihat dari angle atau sudut pandang cerita yang diangkat.
“Karna ini soal feature, kekuatannya ada pada nilai human interest. Peserta diberi pilihan dalam memilih objek berita, tentang prestasi di sekolah,” imbuhnya.
Penilaian kedua, soal kaidah sistematika penulisan. Penilaian ini berbobot 25 persen, yang menjadi hal mendasar dalam tata cara penulisan jurnalistik. Selain itu, Rahman menjelaskan jika typo merupakan hal yang tidak bisa ditoleransi. Jika tidak diperbaiki, akan menjadi kebiasaan dalam penulisan.
“Typo tidak bisa ditoleransi. Saya menjunjung jurnalistik yang bersih. Typonya dulu yang harus diperbaiki. Karena apa, jika tidak dirubah akan menjadi kebiasaan. Sampai 10 tahun ke depan kita menjadi jurnalis, kesalahan akan tetap sama,” ungkapnya.
Lanjut Rahman, soal bahasa dalam karya jurnalistik juga perlu diperhatikan. Penilaiannya sama seperti kaidah, berbobot 25 persen. Kebanyakan, orang-orang masih gagal dalam merangkai kalimat dalam bahasa jurnalistik. Rahman memuji tulisan peserta FLS2N dalam membuat karya jurnalistik.
“Secara basic, mereka semua sudah cukup baik. Tentu masih banyak yang harus diperbaiki, tinggal bagaimana mereka dalam mengasah kemampuannya masing-masing,” jelasnya.
Terpisah, Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Siti Aminah mengapresiasi kinerja para peserta lomba jurnalistik di ajang FLS2N. Ia berharap, para peserta bisa menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap dunia jurnalis, dalam mengembangkan potensi di bidang tersebut.
“Harapannya, pencapaian mereka itu bisa dijadikan motivasi. Tumbuhkan rasa jurnalis di dalam diri, juga meningkatkan kualitas penulisan di bidang tersebut. Jadi bukan hanya berhenti sampai di sini, perjalanan masih panjang menuju tingkat provinsi nanti,” tutup Siti. (adv/diskominfo kaltim)