Nalarnews.id, Samarinda – Gubernur Kaltim Isran Noor lirik potensi lahan eks tambang yang tersebar di kabupaten/kota di Kaltim. Menurutnya, lahan tersebut memiliki peluang sangat besar dalam pengembangan ternak sapi.
Mengingat, lahan-lahan milik perusahaan itu sudah tidak lagi produktif. Sehingga dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai upaya pemenuhan daging sapi dalam daerah.
“Paham kan maksud saya. Ini ada KPC (PT Kaltim Prima Coal) di Kutai Timur, juga Kideco di Paser, belum lagi di Kutai Kartanegara ada Kitadin kah itu. Di Samarinda itu, biar kota, juga ada lahan-lahan eks batu bara. Juga daerah-daerah di Kaltim ini,” ungkap Gubernur Kaltim Isran Noor saat Rakontekda Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan se Kaltim Tahun 2022 di Balikpapan, baru-baru ini.
Melihat potensi lahan tersebut, Mantan Bupati Kutai Timur ini meyakini, populasi ternak sapi sangat potensial di kembangkan di Kaltim. Terlebih dengan ketersediaan pakan yang memadai. Menurutnya dapat berujung kepada pengembangan kawasan peternakan.
Isran Ingatkan Komitmen Perusahaan Mendukung Pemanfaatan Lahan Eks Tambang
Namun demikian, ia mengatakan, yang terpenting saat ini adalah komitmen pihak perusahaan untuk mendukung dan mewujudkan rencana tersebut. Sesuai kesepakatan yang telah di buat dengan pemerintah daerah.
“Coba hitung aja, kada usah banyak-banyak. Asal mau aja, dan di mulai, jangan hanya tanda tangan – tanda tangan MoU aja. Saya yakin pasti bisa,” tegas orang nomor satu di Benua Etam, sebutan lain Kaltim.
Lebih lanjut, Isran menegaskan, bahwa ini bukanlah isapan jempol semata. Namun, pernah dirinya saksikan langsung saat memimpin Kabupaten Kutai Timur. Yang mana kawasan lahan eks tambang PT KPC di manfaatkan menjadi kawasan penggembalaan sapi.
Termasuk saat kunjungannya ke Kabupaten Kutai Kartanegara (PT Kitadin) dan Kabupaten Kutai Barat (Gunung Bayan Group). Oleh karena itu, Isran meminta instansi teknis pemerintah kabupaten dan kota intensif melakukan koordinasi dan komunikasi untuk pemanfaatan eks lahan tambang dengan pihak perusahaan.
“Bukan karena mereka perusahaan besar dan bisa melakukan apa saja, tidak. Tapi, bagaimana komitmen itu ada dan mau dilaksanakan. Bukan sekadar komitmen di atas kertas,” pungkasnya. (*/dns)