Melalui podcast anti hoaks, Diskominfo berharap, KPID Kaltim ikut kampanyekan perangi hoaks. Karena keberadaan hoaks ini sangat berpotensi memecah belah masyarakat. Apalagi jika itu berkenaan dengan isu politik, agama, dan kesukuan.
Nalarnews.id, Samarinda – Berita palsu atau familiar dengan sebutan hoaks merupakan masalah serius yang marak terjadi belakangan ini. Khususnya di tengah masifnya penggunaan media sosial. Meskipun membahayakan, hoaks dapat teratasi dengan upaya dan komitmen bersama.
Hoaks bukan hanya digunakan sebagai senjata politik dan membahayakan personal branding, bahkan dapat berpotensi memecah belah bangsa. Dengan adanya perubahan wajah baru di KPID Kaltim. Maka diharapkan dapat semakin memberikan manfaat dan secara bersama-sama melawan serta memberantas hoaks.
Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi (Diskominfo) Kaltim, bersama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kaltim, menggelar podcast dengan tema anti hoaks.
Gelaran acara yang di siarkan melalui kanal Youtube BusamID dipandu langsung oleh Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim, Tri Wahyuni. Menghadirkan narasumber Kepala Diskominfo Kaltim, M Faisal, Ketua Gerakan Anti Hoaks Jurnalis Kaltim, Charles Siahaan. Serta perwakilan dari anggota KPID yang baru di lantik. Bertempat di Kantor Diskominfo Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Ruang WIEK, Sabtu (9/4/2022).
M Faisal Serukan Kampanyekan Perangi Hoaks: Wajib Cek and Ricek!
Kepala Diskominfo Kaltim, M Faisal mengungkapkan, dalam podcast tersebut pihaknya mencoba menjabarkan apa itu hoaks. Sebagai informasi, berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi di buat seolah-olah benar adanya.
Hoaks tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Sehingga memicu perpecahan dan konflik di masyarakat.
Menyadari bahaya dari hoaks ini, kata Faisal, pemerintah pusat terus mengampanyekan agar masyarakat tidak mudah terhasut informasi hoaks. Pemerintah daerah pun di minta untuk turut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya hoaks.
“Jadi strategi yang kami gunakan, adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat. Bahwa dia sadar hoaks itu berbahaya. Dia harus tahu bagaimana cara mengatasi hoaks. Kalau ada berita-berita aneh jangan langsung share (membagikan).Tidak langsung percaya dengan sebuah berita. Ketika menerima informasi, harus melakukan cek and ricek terlebih dahulu,” tegas Faisal. (*/pewarta/red2)