Nalarnews.id, Bali – Gubernur Kaltim Isran Noor mendorong penerbangan langsung Bali-Maratua. Hal ini dilakukan sebagai magnet pariwisata Kaltim, terutama di Maratua.
Pasalnya, akses menuju tempat pariwisata di Kaltim menjadi salah satu kendala minimnya wisatawan mengunjungi Kaltim. Sementara Kaltim, memiliki pariwisata alami yang tidak kalah dengan dengan provinsi lainnya.
Selain itu, sektor pariwisata Kaltim tak masuk dalam prioritas nasional pembangunan bidang kepariwisataan. Meskipun salah satu prioritas pembangunan Kaltim masa depan pascatambang adalah sektor kepariwisataan.
Oleh karena itu, orang nomor satu di Kaltim ini berharap agar Pemerintah Kabupaten Berau dan juga pengelola wisata di Maratua segera bergegas untuk memohon kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Agar secepatnya membuka jalur penerbangan ke Maratua yang sudah memiliki kapasitas bandara.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Regional Investment Forum bertajuk “The Marvelous Coastal Area and Outer Islands of Berau Regency” atau “Wilayah Pesisir dan Kepulauan Terluar Kabupaten Berau Yang Menakjubkan”, di Bali Dynasty Resort Kuta, Kamis (28/7/2022).
“Tidak apa-apa. Kita usaha sendiri jangan bergantung APBN. Makanya, tepat sekali kalau kita mulai menggandeng para pengusaha wisata di Bali. Sebab magnet terbesar wisata Indonesia itu adalah Bali. Mereka yang bisa mengatur dan mendesain paket wisata yang terbaik,” kata Gubernur Isran Noor.
Ia mengatakan, saat ini Bali memang sangat dikenal dunia. Sangat wajar, selain memiliki pantai dan laut yang masih bersih dan indah, serta ombaknya yang khas, Pulau Dewata sudah dikenal para pelancong Eropa sejak tahun 1597 lampau.
Walau begitu, Kaltim masih menyimpan potensi besar keunggulan pariwisata sehingga semestinya tetap bisa bekerjasama dengan Bali. Seperti destinasi unggulan Pulau Derawan, Maratua dan sekitarnya, serta Kaniungan di sisi selatan Kabupaten Berau.
“Keindahan pariwisata di Kalimantan Timur itu sebagian ada yang sama hebatnya dengan Bali. Sebagian Bali tidak punya seperti di Kalimantan Timur. Tapi ada juga Kalimantan Timur tidak punya seperti Bali,” papar mantan Bupati Kutim ini.
“Satu-satunya di dunia yang namanya ikan barakuda bisa membentuk konfigurasi ketika orang menyelam. Seperti ingin show of force begitu. Itu hanya ada di Derawan dan Maratua,” sambungnya.
Dibukanya jalur penerbangan Bali-Maratua diyakini akan mempercepat peningkatan kunjungan ke pulau-pulau terluar di Kaltim itu. Seperti penjelasan salah seorang pengusaha wisata di Bali, Sugeng. Setiap wisatawan akan berpikir ulang bila harus menghabiskan banyak waktu di jalan untuk bisa sampai ke lokasi tujuan.
“Jika ada penerbangan langsung ke Maratua, tidak sulit bagi kami untuk membuat paket wisata ke Maratua dan sekitarnya,” kata Sugeng.
Tanpa penerbangan langsung ke Maratua, perjalanan dari Bali-Maratua akan memakan waktu Balikpapan dan Tanjung Redeb. Setelah itu, perjalanan akan berlanjut ke Bandara Maratua atau melanjutkan dengan jalan darat ke Tanjung Batu untuk meneruskan dengan speed boat untuk beberapa jam lagi.
“Habis waktu mereka hanya untuk perjalanan. Bisa 4 hari pulang pergi. Padahal bukan itu yang mereka inginkan,” tandas Sugeng.
Sugeng menjelaskan, penerbangan langsung menjadi penting. Karena, pengunjung dari kawasan Asia Pasifik punya waktu berlibur selama 7 hari. Wisatawan Eropa dan Amerika biasanya dalam kisaran 14 hari hingga 21 hari.
Asisten Pemerintahan dan Sekprov Bali I Gede Dewa Putra, mewakili Gubernur I Wayan Koster menyampaikan, bahwa Pemprov Bali siap berkolaborasi dan terbuka untuk kerja sama dengan Kaltim.
“Pemerintah Provinsi Bali sangat terbuka untuk membangun kolaborasi serta siap membuka ruang diskusi bersama Pemprov Kaltim demi kemajuan kita bersama,” kata I Gede Dewa Putra.
“Kami pun menyambut baik rencana pengembangan wisata pesisir dan pulau terluar di Kabupaten Berau menjadi daerah pariwisata yang menakjubkan,” imbuhnya.
Kunjungan wisatawan ke Bali saat ini sudah bergerak naik. Meski untuk wisatawan mancanegara angkanya masih di kisaran 8.000 orang per hari. Dalam kondisi normal sebelum pandemi kunjungan wisatawan mancanegara di Bali bisa mencapai 45.000 orang per hari. Sedangkan wisatawan domestik ke Bali saat ini sudah hampir mendekati kondisi puncak 28.000 orang per hari.
Selangkah dua langkah lagi menuju sebaran magnet pariwisata dari Bali ke Maratua, Derawan dan sekitarnya. Berharap jutaan wisatawan domestik dan mancanegara bisa berkunjung ke Maratua dengan direct flight Bali-Maratua. (*/adv/diskominfokaltim/sul/ky/)