Nalarnews.id, Samarinda – Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama memerangi berita hoaks. Sebab, seiring perkembangan dunia digital penyebaran berita hoaks lebih masif. Hal itu dapat mengganggu stabilitas bahkan iklim kondusif Kaltim. Perihal itu Faisal sampaikan dalam acara talk show Diskominfo Kaltim dengan tema Tangkal Hoax Jelang 2024, Kamis (24/3/2022).
Melalui talk show itu, Diskominfo Kaltim ingin mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita hoax dan bagaimana cara mengatasinya.
“Sebab, kami sebagai pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. Bukan karena lemah atau tidak mampu. Namun, memang perlu peran serta semua lapisan masyarakat,” terangnya.
Selain itu, ia mengungkapkan, dalam upaya menangkal hoax tidak dapat hanya dilakukan sekali. Namun, harus berkali-kali.
Untuk itu, sangat penting melakukan upaya tangkal hoaks jelang 2024 dari hulunya. Artinya, memberikan edukasi dan literasi digital kepada masyarakat. Agar arus digital yang kian masif dapat mengarah kepada hal yang lebih positif.
“Kita kan tidak mungkin menolak atau menstop digitalisasi. Makanya, kita arahkan ke sesuatu yang lebih positif. Seperti UMKM, dapat memanfaatkan dunia digital sebagai wadah pengembangan dan pemasaran produknya. Sehingga berdampak nilai ekonomi,” jelasnya.
Tidak hanya melakukan kampanye anti hoaks melalui media sosial. Pihaknya juga berencana turun langsung ke sekolah-sekolah untuk melakukan kampanye tersebut. Termasuk sekolah-sekolah di kabupaten/kota di Kaltim.
“Intinya literasi digital. Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang anti hoaks. Juga memberikan manfaat lain dari dunia digital itu sendiri. Bisa untuk usaha, belajar, dan pendidikan,” tambahnya.
Melalui kegiatan tersebut, Diskominfo Kaltim juga mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam memanfaatkan dunia digital dan menggunakan internet. Di sisi lain, upayakan menyaring setiap pemberitaan sebelum menyebarkan ke orang lain.
“Menjelang 2024 tentunya kami akan semakin intens. Kemudian, meningkatkan kualitas dan memperkuat upaya menangkal berita hoax agar masyarakat tidak termakan hoaks. Apalagi Kaltim pada 2021 ranking 3 untuk literasi digital. Artinya sudah bagus. Jangan yang sudah bagus ini rusak,” pungkasnya. (*/dns)