Nalarnews.id, Samarinda – Minyak goreng langka di Kaltim membuat masyarakat berteriak. Sebab, sebagai provinsi penghasil kelapa sawit, sangatlah memprihatinkan Kaltim masih kekurangan pasokan minyak goreng.
Hal ini pun berdampak kepada kenaikan harga minyak goreng yang melonjak tinggi. Sebab, sudah berminggu-minggu pasokan minyak goreng dari luar daerah tidak lagi memasuki Kaltim.
Menyikapi hal itu, Kepala Kepala Dias Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop UKM) Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengatakan, Pemprov Kaltim bukannya membiarkan keadaan ini dan hanya berpangku tangan.
Menurutnya, kurangnya pasokan minyak goreng dalam negeri karena produsen CPO saat ini lebih memilih melakukan ekspor. Karena permintaan dunia sangat tinggi. Selain itu, harga minyak goreng dunia sangat menguntungkan dengan adanya kenaikan 145 persen.
“Kondisi minyak goreng langka ini bukan dialami Kaltim saja. Tapi hampir semua daerah pun merasakan dampaknya,” kata dia, Selasa (15/3/2022).
Idealnya Punya 25 Pabrik Minyak
Roby menyebut, idealnya Kaltim setidaknya harus memiliki 25 pabrik minyak goreng, baik dari bahan baku sawit maupun kelapa. Mengingat, Kaltim sendiri memiliki 89 industri CPO yang masih aktif beroperasi.
Namun, kenyataannya pabrik minyak goreng di Kaltim hanya tiga, yakni dua di Balikpapan dan satu di Bontang. Sedangkan, untuk pabrik kemasan minyak goreng baru satu di Samarinda.
“Oleh karena itu, Pemprov seharusnya pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit juga membangun hilirisasinya, misal pabrik minyak goreng,” ujarnya.
Selanjutnya, Roby mengungkapkan, rata-rata pasokan minyak goreng masuk ke Kaltim pada 14-24 Februari 2022 adalah 118.762 liter atau 106,8 ton per hari. Sedangkan kebutuhan harian minyak goreng Kaltim sebesar 15,06 ton per hari.
“Minyak goreng itu berada di distributor, toko swalayan pasar tradisional dan pedagang,” jelasnya.
Artinya, kebutuhan masyarakat seharusnya terpenuhi. Karena itu, masyarakat untuk tidak panik dan tak berlebihan membeli minyak goreng.
“Yang jelas pabrik resmi selalu koordinasi dengan Dinas Peringdakop dan UMKM Kaltim. Pabrik yang ada, yakni di Balikpapan ada PT Kutai Refinery Nusantara dan PT Louis Dreyfus Company. Sedangkan di Bontang ada PT Energi Unggul Persada,” jelasnya. (*/dns)