Nalarnews.id, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) menargetkan pengentasan desa blankspot paling lambat pada tahun 2024 mendatang. Dengan target desa yang harus terjangkau jaringan sebanyak 19 desa dalam dua tahun ini.
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Diskominfo Kukar, Ery Hariyono menyebutkan, penanganan blankspot tersebut menyasar pusat pemerintahan desa dan sekitarnya. Karena, tidak mungkin dengan kondisi wilayah yang luas dan penduduk yang tersebar semua bisa tercakup oleh sinyal seluler.
“Jadi minimal di kantor desa sudah ada sinyal,” jelasnya, sebagaimana mengutip lama resmi Pemkab Kukar.
Seperti di Desa Bendang Raya, lanjut Ery, kualitas sinyal seluler sudah sangat bagus di sekitar kantor desa. “Namun ada catatan, beberapa RT di sekitar lembah tidak mendapat sinyal karena posisi,” ujarnya.
Kemudian khusus di Desa Buluq Sen, Kecamatan Tabang, sinyal seluler juga sudah sangat bagus. Pemkab Kukar bekerjasama dengan Telkomsel, dengan menyewa tower milik Pemkab Kukar untuk memasang repeater.
“Awalnya kami mau memfasilitasi tower tersebut. Namun, ada aturan dari manajemen Telkomsel bahwa tidak boleh menggunakan fasilitas secara gratis. Setelah kami komunikasi dengan bidang aset, itu dijadikan posisi sewa. Tapi bayarnya setelah penetapan sewa oleh Pemda. Kisarannya sekitar Rp1 juta per tahun,” ujarnya.
Dengan masuknya layanan telekomunikasi di 4 desa tersebut, kini tinggal 19 desa dari 237 desa/kelurahan se-Kukar yang masih berstatus blankspot. Pihak TIK Diskominfo Kukar telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta operator seluler untuk menuntaskan permasalahan blankspot.
“Dari pertemuan tersebut, kami mendapat informasi ada 38 desa di Kukar yang akan mendapat bantuan pembangunan menara telekomunikasi lewat program Kemenkominfo, termasuk 10 desa yang masih blankspot,” ungkapnya.
Pemkab Kukar Manfaatkan Program Kemenkominfo Bangun Akses Jaringan Seluler
Ke 10 desa tersebut adalah Desa Muara Enggelam di Kecamatan Muara Wis, Desa Long Beleh Modang (Kembang Janggut), Desa Benua Baru (Kota Bangun). Serta 7 desa di Kecamatan Tabang yakni Desa Muara Tuboq, Desa Muara Kebaq, Desa Muara Salung, Desa Muara Tiq, Desa Muara Belinau, Desa Umaq Dian dan Desa Umaq Tukung.
“Untuk pembangunan menara oprator seluler lewat program Kemenkominfo ini, akan berlangsung mulai tahun 2022 hingga 2024,” jelasnya.
Khusus untuk 9 desa lainnya yang tidak masuk program Kemenkominfo, Pemkab Kukar melalui Diskominfo telah menganggarkan pemasangan repeater melalui APBD Kukar 2022. Ke 9 desa tersebut meliputi Desa Salo Cella di Kecamatan Muara Badak, Desa Kupang Baru (Muara Kaman), Desa Batuq (Muara Muntai), Desa Muara Aloh (Muara Muntai), Desa Tanjung Batuq Harapan (Muara Muntai), Desa Sebelimbingan (Kota Bangun), Desa Muhuran (Kota Bangun), Desa Wonosari (Kota Bangun), dan Desa Long Lalang (Tabang).
“Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga target kita untuk mewujudkan Kutai Kartanegara tanpa blankspot bisa tuntas pada 2024,” pungkasnya. (*/dns/red2)