Nalarnews.id, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akan lanjutkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro Bebaya) di 2022. Sebab, pilot proyek yang telah berjalan pada 2021 lalu terbukti tepat sasaran.
Untuk itu, Pemkot Samarinda akan menargetkan pelaksanaan program unggulan itu pada pertengahan Mei 2022 mendatang. Setiap RT akan memperoleh dana Rp100 juta untuk satu tahun.
Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Samarinda, Ridwan Tassa mengungkapkan, saat ini pro bebaya telah memasuki tahapan sosialisasi. Yang mana, pihaknya akan memastikan kesiapan sumber daya pelaksana program tersebut di tiap kelurahan dan RT nya.
“Kita akan ketahui tim pelaksana dan pendamping yang akan mengerjakan program itu sudah siap. Baik dari sumber daya manusia dan pendukung lainnya,” terangnya, Kamis (14/4/2022).
Melalui program di tahun 2022, seluruh RT di Samarinda akan memperoleh alokasi dana sebesar Rp100 juta. Guna program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sepanjang satu tahun.
Dengan jumlah RT di kota Samarinda sebanyak 1.992 RT, maka tahun 2022 ini pemkot harus menyediakan anggaran sekitar Rp 199,2 miliar untuk merealisasikan program tersebut.
Penggunaan dana tersebut berupa pengusulan program dari setiap RT kepada kelurahan. Nanti pelaksanaan program maupun pengawasan akan dilakukan oleh yang pelaksanaannya akan kelompok masyarakat (Pokmas) yang dibentuk di tingkat kelurahan.
“Untuk penggunaan dananya sesuai ketentuan perwali yang kita susun,” ujarnya.
Kepala Bagian Pemerintahan Pemkot Samarinda, Arif Surochman menambahkan, pada tahun 2021 Pemkot Samarinda telah menerapkan program ini di 59 RT sebagai percontohan. Melalui proyek pilot tersebut, setiap RT yang meneriman dana program sebesar Rp100 juta telah menggunakannya untuk berbagai program.
Dalam bentuk sarana dan prasarana di masing-masing lingkungan. Seperti perbaikan saluran drainase perumahan, pengadaan CCTV hingga perbaikan jalan di permukiman.
“Sebanyak 60 sampai 70 persen untuk kegiatan pembangunan infrastruktur skala mikro di lingkungan masing-masing. 30 sampai 40 persen dananya untuk program pemberdayaan masyarakat,” ungkap Arif.
Setelah melakukan sosialisasi, masyarakat dapat mulai menjalankan pengadaan program di Mei mendatang.
“Perwalinya sudah ada. Kami juga sudah siapkan buku saku sebagai panduan untuk memudahkan masyarakat menjalankan program di lapangan,” pungkasnya. (*/dns)