Nalarnews.id, Samarinda – Dipilihnya Kaltim sebagai Ibu Kota Negara (IKN) tentunya akan membawa dampak signifikan bagi kemajuan pembangunan. Dampak pembangunan tersebut tidak hanya bermanfaat bagi Kaltim, namun juga Indonesia.
Salah satu dampak yang dapat masyarakat nantikan, yaitu penyerapan tenaga kerja secara besar-besaran. Sebab, akan ada banyak peluang dalam pembangunan Ibu Kota Negara, mulai dari investasi hingga pembangunan infrastrukur.
Oleh karena itu, Kaltim harus mampu menyiapkan sumber daya manusia industri yang berdaya saing untuk menangkap peluang besar itu.
“Peluang besar itu sudah sangat terbuka. Karena itu, pendidikan dan industri harus ‘kawin’. Kalau tidak kawin, nanti satu lari kemana, yang lain lari kemana,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor, saat membuka Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri di Tower Grand Sudirman Balikpapan, Rabu (15/6/2022).
Sinergi ini sangat penting untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan tenaga kerja industri di Kaltim, yakni meningkatnya penyerapan tenaga kerja industri rata-rata 1.225 orang per tahun selama periode 2019-2039. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP).
Menurutnya, kerja besar untuk pengembangan sumber daya manusia industri ini memerlukan sinergi banyak pihak. Selain Dinas Pendidikan, juga Dinas Tenaga Kerja, Disperindagkop, perguruan tinggi, dan para pelaku industri.
Idealnya, lanjut Roby, kolaborasi pemerintah di semua tingkatan dan perguruan tinggi untuk merancang proses pendidikan ini perlu melibatkan pelaku industri. Sebab, pada akhirnya pihak industrilah yang akan menggunakan skill sumber daya manusia tersebut.
“Jika sinergi ini terbangun baik, maka serapan lulusan pendidikan industri harus 100%. Jadi tidak ada yang menganggur, karena sejak awal industri dilibatkan, bahkan untuk kurikulum yang diperlukan,” bebernya.
Dorong Pelaku Industri Kerja Sama Pendidikan Vokasi
Sementara itu, Kepala Bidang Industri Disperindagkop dan UKM Kaltim Ronny Suhendra menambahkan, rapat koordinasi ini bertujuan untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, menelaah dan mengolah data dan informasi kebutuhan kompetensi tenaga kerja industri. Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh mana link and match antara pendidikan dengan dunia usaha industri.
“Kami juga dorong pelaku industri melakukan kerja sama pendidikan vokasi, pelatihan berbasis kompetensi dan pemagangan,” kata Ronny.
Rapat menghadirkan Direktur Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, Sulawesi Selatan Zainal Abidin. (*/sul/adv/diskominfokaltim)