Nalarnews.id, Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim terus mempersiapkan diri dalam menyelenggarakan kurikulum double track untuk jenjang SMA. Demi memaksimalkan itu, Disdikbud Kaltim pun mengadakan focus group discussion (FGD) dengan sejumlah pemangku kepentingan.
Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan hadir di FGD itu bersama Komisi IV DPRD Kaltim, Pengawal Percepatan Pembangunan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Balitbangda Kaltim, Biro Kesejahteraan Rakyat, dan Polda Kaltim.
Terlaksananya FGD bersama para pemangku kepentingan itu dilaksanakan sebagai langkah lanjutan dari pengenalan dan penerapan inovasi dari kurikulum double track. Sebagai informasi, kurikulum tersebut digagas oleh Disdikbud Kaltim dengan menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Direncanakannya kurikulum double track sebagai upaya untuk membantu para lulusan SMA cepat terserap ke dunia kerja atau industri. Khususnya bagi lulusan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pun kurikulum double track akan diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023 sebagai permulaan.
“Implementasi kurikulum double track tahap pertama difokuskan untuk jenjang SMA terlebih dahulu. Selain siswa menerima pembelajaran, juga diberikan tambahan keterampilan sehingga mereka bisa bekerja atau berwirausaha,” jelas Kurniawan.
Ke depan, bukan tak mungkin kurikulum ini juga akan diberlakukan bagi siswa di SMK. Rencana itu ditetapkan sebagai jangka menengah dan jangka panjang yang telah dipikirkan Disdikbud Kaltim.
Sehingga, selain keterampilan siswa di bidang kejuruan, siswa SMK juga akan diberikan tambahan pengetahuan sehingga bisa lanjut ke bangku perkuliahan.
“Sebagai langkah awal, kami akan mulai menerapkan kurikulum ini untuk jenjang SMA dulu. Nanti jangka menengah dan panjangnya bisa lebih meluas untuk jenjang SMK, bahkan SLB,” lanjut Kurniawan.
Setelah FGD selesai, agenda selanjutnya yakni bimbingan teknis (bimtek) yang diikuti 33 SMA piloting di Balikpapan. Totalnya ada 53 peserta. Hal ini sebagai pengenalan dan pengayaan agar sekolah punya persepsi dan pemahaman yang sama terkait kurikulum tersebut. (Adv/Aji/Disdikbud Kaltim)