Nalarnews.id, Samarinda – Ada keinginan untuk mencegah kasus stunting, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim juga ikut mengambil peran. Salah satunya dengan mengadakan sosialisasi Pelajar Peduli Stunting (Penting) kepada siswa-siswa di jenjang SMA dan SMK sederajat.
Sebagai informasi, sosialisasi Pelajar Peduli Stunting baru dilakukan di Kaltim. Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim, Mispoyo juga berharap sosialisasi ini bisa jadi percontohan untuk provinsi lain. Guru BK sekaligus Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) SMA 8 Samarinda, Endang Fitri Ningsih merespons baik dengan hadirnya sosialisasi ini.
Endang menyebut, sosialisasi Pelajar Penting ini sangatlah penting disampaikan ke siswa. Apalagi melihat tingkat pemahaman siswa terkait stunting bisa dikatakan masih rendah.
“Maka dari itu, diharapkan mereka tidak nikah muda. Karena, dikhawatirkan anak yang dilahirkan bisa stunting. Makanya sejak dini mereka diberikan pemahaman akan itu,” jelas Endang.
Dia mengingatkan para siswa agar ketika memutuskan untuk menikah maka harus dipastikan siap secara mental dan fisik. Dari sisi pengetahuan dan usia juga harus siap. Jika mengacu pada BKKBN, usia ideal untuk perempuan menikah adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
“Stunting kan bisa jadi karena kurang gizi. Sementara, remaja banyak yang anemia atau kurang darah. Maka dari itu, mereka juga diberi pengertian minum obat penambah darah. Biasanya dari puskesmas diberikan, SMA 8 juga memberikan,” lanjut Endang.
Menariknya, di SMA 8 Samarinda ada ekstrakurikuler PIK-R. Di situ, siswa bisa berbagi terkait informasi yang berkaitan dengan konseling remaja. Termasuk mencari informasi soal stunting. Dalam hal ini, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pemahaman ke para siswa. Apalagi, stunting bukanlah sesuatu yang datang secara tiba-tiba.
“Dari awal sedini mungkin, dari remaja, kita arahkan tidak anemia, haidnya lancar, dan menikahnya harus cukup umur. Jangan sampai menikah muda. Karena, dikhawatirkan akan melahirkan bayi stunting,” ucapnya.
Sebagai bekal, para siswa yang tergabung di PIK-R juga akan diberi pelatihan dan pemahaman. Terlebih, dia menyadari bahwa para remaja akan jadi generasi penerus yang harus disiapkan.
“Sebab sesuatu yang baik harus dipersiapkan dan direncanakan,” tutupnya. (adv/Aji/Disdikbud Kaltim)