Disdikbud Kaltim berupaya tingkatkan mutu SDM lewat sertifikasi pelajar. Bahkan untuk tingkatkan mutu SDM itu, mereka berencana akan menambah lagi jumlah LPS yang ada di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Nalarnews.id, Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, akan segera menindaklanjuti sejumlah persoalan berkaitan dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Kaltim. Sebab, dari 221 SMK yang ada di Kaltim, ternyata keberadaan LSP sangat minim, hanya berjumlah 12.
Selain itu, sertifikasi pengajar di LSP tersebut sudah banyak yang kadaluwarsa dan belum mendapatkan pembaharuan. Persoalan ini menambah sengkarut pemenuhan sertifikasi pelajar SMK untuk memenuhi kualifikasi dunia kerja.
Terlebih saat ini Kaltim tengah berhadapan dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pemenuhan sertifikasi pelajar menjadi urgensi untuk mempersiapkan pelajar lulusan SMK yang memiliki kualifikasi dan siap bersaing.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Hardiana mengatakan, menindaklanjuti persoalan itu pihaknya berencana melakukan penambahan LSP yang ada di Kaltim. Sebab, instansi mengakui bahwa keberadaan LSP saat ini sangat minim dan tidak bisa memenuhi kebutukan sertifikasi pelajar.
“Memang saat ini terbatas sekali. Maka dari itu, kami memiliki komitmen bersama DPRD Kaltim untuk mempercepat pengadaan LSP karena sangat penting,” terangnya.
Tingkatkan Mutu SDM Lewat Sertifikasi Pelajar
Ketua Forum LSP SMK Kaltim Nurjaman menambahkan, sertifikasi sangat penting bagi pelajar. Sebab, kompetensi seseorang dalam memasuki dunia kerja dapat melihatnya dengan sertifikat sertifikasi.
Terlebih sebagai provinsi penyangga IKN, menurutnya, keberadaan sertifikasi akan sangat membantu meningkatkan daya saing. Karenanya dia memandang, kebutuhan LSP sangat krusial bagi pemenuhan sertifikasi putra-putri daerah Kaltim agar tidak menjadi penonton di daerah sendiri.
“Di Pulau Jawa dan Sumatera sudah banyak siswa yang bersertifikasi. Bukan tidak mungkin mereka ke sini untuk mencari penghidupan lebih baik. Untuk itu, sertifikasi sangat memungkinkan putra-putri daerah Kaltim meningkan daya saingnya,” terangnya.
Nurjaman menilai, dengan adanya 12 LSP di Kaltim, sebenarnya pihaknya masih memiliki banyak pekerjaan untuk memperjuangkan sertifikasi para siswa SMK. Sebab, meski telah melaksanakan sertifikasi, namun jumlahnya sangat kecil jika membandingkannya dengan wilayah lain.
Di sisi lain, tidak semua daerah memiliki LSP. Dari 12 LSP yang ada, hanya tersebar di 4 kabupaten/kota, yaitu 6 di Balikpapan, 3 di Samarinda, 2 di Bontang, dan 1 di Tanah Grogot.
Lulusan SMK Kaltim yang Mengantongi Sertifikat LPS Masih Terbatas
Bahkan, dari lulusan SMK setiap tahunnya mencapai 25 ribu hingga 30 ribu orang, 12 LSP tersebut baru meluluskan sekira 669 siswa SMK bersertifikasi. Sementara lulusan sertifikasi dari daerah lain seperti Jawa Timur mencapai lebih dari 100 ribu.
Sedangkan Jawa Barat mencapai 90 ribu dan Jawa Tengah sekira 93 ribu. “Jadi kita harus mengejar ketertinggalan ini. Maka dari itu ini masih berproses dan perlu daya dukung yang bagus. Komitmen dari seluruh elemen juga sangat perlu untuk membangun SDM Kaltim yang kompetitif,” ujarnya.
Ke depannya, Disdikbud Kaltim telah menyusun rencana penambahan LSP di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Namun, pembentukannya tidak akan di seluruh sekolah. Hanya terpusat di beberapa sekolah, sementara sekolah lainnya sebagai jejaring yang mengikuti, dengan rujukan sertifikasi di sekolah.
“Semakin banyak SLP, akan semakin banyak akses untuk sertifikasi. Sejauh ini, siswa SMK dengan jurusan kesehatan paling banyak mempunyai sertifikasi karena tuntutan profesi mereka,” ungkapnya. (*/dns/red2)