Nalarnews.id, Samarinda – Masih dalam rangkaian kunjungan kerjanya di wilayah tengah, tepatnya di Kabupaten Kutai Barat, Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi berkesempatan menyerahkan bantuan sosial dan dana hibah.
Di hari kedua ini, usai meninjau Badak Pahu di Kawasan Suaka Badak Kelian Kubar yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Wagub Hadi Mulyadi bersama Bupati Kutai Barat FX Yapan melakukan penyerahan penghargaan dan bantuan Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat tahun 2023.
Kegiatan di Lamin Wisata Alam Hutan Adat Hemaq Beniung Kampung Juaq Asa Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, juga dirangkai peresmian Wisata Alam Hutan Adat Hemaq Beniung ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita.
“Selamat warga Kubar yang memiliki kawasan hutan adat menjadi kawasan wisata alam,” ucap Wagub Hadi Mulyadi.
Dia pun mengakui tidak menyangka Hutan Adat Hemaq Beniung yang memiliki luas 48,8 hektare merupakan hutan adat pertama di Kaltim sesuai Ketetapan Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan sejak tahun 2017.
“Jadi kita ada dua hutan adat, di sini Kutai Barat yang pertama dan Paser yang kedua,” ungkapnya.
Orang nomor dua Benua Etam ini pun sangat bersyukur atas komitmen warga Kutai Barat dalam menjaga serta melindungi hutan, sehingga ditetapkan menjadi hutan adat dan dimanfaatkan untuk wisata alam.
“Kutai Barat ini menjadi daerah penyumbang terbesar penurunan emisi karbon dari daerah lainnya di Kaltim dan akhirnya kita mendapat kompensasi dari Bank Dunia sebesar 110 juta USD. Selamat warga Kutai Barat,” ucapnya lagi.
Bupati Kutai Barat FX Yapan atas nama masyarakat Kampung Juaq Asa serta warga Kutai Barat menyampaikan selamat datang kepada Wagub Hadi Mulyadi dan seluruh rombongan kunker Pemerintah Provinsi Kaltim di kawasan Hutan Adat Hemaq Beniung.
“Semoga kehadiran Bapak Wagub di Kubar ini, khususnya di kawasan Hutan Adat Hemaq Beniung menambah semangat kami untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola hutan dan lingkungan hidup,” ujarnya.
“Bantuan ini sebagai bagian persiapan Kutai Barat menjadi salah satu daerah penyangga ibu kota negara baru ke depannya,” jelasnya.
Sementara hibah, bantuan sosial dan peralatan pertanian, perkebunan, olahraga dan bantuan lainnya dari Pemprov Kaltim, menurut Yapan akan terjadi pemerataan pembangunan di daerah.
Adapun hibah Pemerintah Provinsi Kaltim berupa uang senilai Rp7,75 miliar untuk 42 rumah ibadah berupa sarana prasarana rumah ibadah, gereja/masjid/musala se-Kabupaten Kutai Barat.
Dalam kesempatan ini diserahkan piagam penghargaan percepatan pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat di Kabupaten Kutai Barat. Penghargaan pembinaan masyarakat hukum adat di Kampung Juaq Asa Hutan Adat Hemaq Beniung Kecamatan Barong Tongkok.
Bantuan alat ekonomi produktif, alat produksi air minum 3 unit, handtractor 4 unit, alat mesin penggiling padi 1 unit, genset 4 unit, mesin giling bambu 1 unit, alat open, alat pemadam kebakaran 1 unit.
Selain itu, penyerahan bantuan keuangan provinsi kepada 190 desa se-Kutai Barat dengan senilai Rp9,5 miliar atau masing-masing desa Rp50 juta.
Penyerahan penyertaan BUMDes kepada 7 desa sebesar Rp420 juta, juga bantuan sosial terencana penyandang disabilitas 449 orang senilai Rp538 juta, veteran satu orang Rp2,4 juta, janda veteran satu orang Rp2 juta dan lembaga kesejahteraan sosial anak panti asuhan sebesar Rp65 juta.
Tampak hadir Wakil Bupati Edyanto Arkan dan jajaran Forkopimda Kutai Barat, pimpinan perangkat daerah rombongan Kunker Pemerintah Provinsi Kaltim dan jajaran Pemkab Kutai Barat, para petinggi, tokoh masyarakat dan kepala kampung. (adv/diskominfo kaltim)