Nalarnews.id, Bontang – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang tidak akan memberikan program bimbingan belajaar (bimbel) gratis setiap hari. Melainkan program ini hanya akan diberikan selama tiga bulan sebelum siswa ujian.
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, belum lama ini. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan program yang diperuntukkan bagi tiap kelurahan ini.
“Sudah di sekolah belajar, malam belajar hal yang sama, mereka pasti jenuh juga,” terangnya
Menurutnya, bimbel bukanlah aktivitas belajar rutin harian, melainkan sebagai metode untuk mengulas kembali materi, serta melatih soal -soal pelajaran yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi ujian akhir.
“Ini kan mengulang pelajaran, untuk mendekati ujian. Jadi tidak tiap hari, cukup tiga bulan menjelang akhir ujian saja,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bontang, Saparuddin mengatakan, konsep pelaksanaan bimbel saat ini masih dalam tahap pembahasan. Ia menegaskan, dinas hanya akan menyesuaikan dengan arah kebijakan wali kota.
“Konsep itu masih dibahas. Sebenarnya disdik hanya mengikuti keinginan program bunda (Wali Kota Bontang, red) dan saat ini proses pembahasannya sedang berjalan,” ujarnya, Kamis (08/05/2025).
Niat pemerintah melakukan bimbel gratis, ingin membantu keluarga anak yang tidak mampu di setiap kelurahan. Katanya, jika memang difokuskan pada masa menjelang ujian, maka pelaksanaan bimbel akan diarahkan untuk siswa-siswa di kelas akhir, dengan masa bimbel dua hingga tiga bulan sebelum ujian.
“Bimbel ini tidak setiap saat, nanti malah berpengaruh sama penurunan pendapatan bimbel swasta. Kan memang targetnya membantu, terutama bagi yang tidak mampu membayar bimbel swasta,” ungkapnya.
Saparudin menjelaskan, program bimbel ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kebijakan Wajib Belajar (WAJAR) yang mengatur pelajar untuk belajar pada malam hari, mulai pukul 19.00 hingga 21.00 Wita. Program ini ditargetkan mulai diberlakukan pada 2026.
Selain sebagai penunjang WAJAR, program bimbel ini juga menyasar dua aspek utama, yakni peningkatan kualitas pendidikan serta pemberdayaan lulusan baru sebagai tenaga pengajar. Nantinya, setiap kelurahan akan memiliki lima pengajar yang merupakan sarjana baru.
“Masing-masing dari mereka akan membimbing hingga 15 siswa. Dengan begitu, setiap kelurahan dapat menjangkau hingga 75 pelajar dalam satu periode,” jelasnya. (*)
Penulis: Pewarta
Editor: Redaksi02