Nalarnews.id, Samarinda – Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalimantan Timur diharapkan dapat menyumbang tenaga kerja setelah lulus nanti. Hanya saja beberapa perusahaan di Kaltim seringkali lebih berminat dengan tenaga luar Kaltim. Bahkan beberapa siswa SMK di Pulau Jawa seringkali ditarik perusahaan berkerja di Kaltim.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud Kaltim) Anwar Sanusi menyebut kualitas siswa SMK di Kaltim tak kalah dengan Pulau Jawa. Hanya saja saat ini para murid SMK belum memiliki sertifikasi sesuai dengan jurusannya masing-masing. Hal tersebut berbeda dengan SMK di Pulau Jawa.
Para siswanya di sana sudah disertifikasi. Sehingga para perusahaan lebih percaya dengan siswa yang memiliki sertifikat ketimbang yang belum sama sekali. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka pihaknya melakukan kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Nota kesepahaman itu membahas tentang kerja sama antara sekolah dan DUDI, khususnya terkait kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan sekolah dan perusahaan sesuai jurusan masing-masing.
Dari penandatanganan MoU itu tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan dengan sertifikasi murid dan guru. “Kalau misalnya hal ini dilaksanakan harus ditindaklanjuti pembahasan kurikulum sekolah dan industri sama-sama dibuat. Kedua sudah ada alumni lulusan ini sudah ditampung di industri yang sudah MoU tidak hanya sebatas kurikulum,” ucapnya.
Ia menilai saat ini para siswa seringkali kesulitan mendapatkan sertifikasi. Hal tersebut minim di Kaltim. Ia mencontohkan sekolah pelayaran di Kaltim pun harus memperoleh sertifikasi ke Sulawesi Barat.
“Dari luar daerah lulus sudah diberikan sertifikat keahlian sedangkan di sini belum. Bayangkan pelayaran harus ke Garonggong Sulawesi Barat. Nah kita tidak memiliki. Pengelasan sertifikasi harus ke mana,” ucapnya.
Maka itu, pihaknya telah memasukkan program sertifikasi itu ke dalam beasiswa. “Di beasiswa dianggarkan anak-anak sertifikasi,” sambungnya. (r1)